ORGANISASI DAN HUJAN



            Hujan tercipta karena siklus yang panjang, melalui air darat yang masuk ke laut kemudian menguap, jadilah mendung yang menggumpal hitam jadi satu yang akhirnya jatuh sampai ke darat lagi kemudian kembali lagi menjadi uap, dan akhirnya berulang ulang seperti yang di gambarkan tadi.
            Seperti itulah organisasi, ketika bijih bijih masuk ke dalam organisasi melalui diklat kemudian menjadi sebuah ikatan lalu menjadi kegiatan kegiatan yang sering di lakukan, tiba tiba kejenuhan menghampiri, entah faktor internal ataupun eksternal, lalu tumbang satu persatu hanya tersisan beberapa bijih, namun apakah bijih yang tumbang akan bisa kembali ke dalam organisasi?
            Eratnya persaudaraan dan eratnya cinta pada sesama anggotalah yang akan menjadi siklus tegaknya antar kawan yang tumbang akibat kejenuhan dan lain sebagainya, dari situlah siklus organisasi terjadi, karena pada dasarnya setiap organisasi berbasis perjuangan atau pengabdian akan mengalami hal tersebut.
            Uluran tangan dari setiap anggota akan menjadi penyelamat organisasi yang akan hampir punah kembali tegak, serta ingatan akan cita cita organisasi yang akan di capai, maka terselamatkanlah organisasi itu.
            Berbeda dengan hujan ketika dia jatuh dan kembali itu merupakan kodrat dari yang maha kuasa, hujan tak pernah lelah pada setiap kodratnya meski telah terjatuh beberapa kali, apakah bijih organisasi bisa seperti hujan?
            Kembalilah pada hakikat manusia dan perjuangan cita citanya seperti yang di ucapkan buya hamka “kalau hidup sekedar hidup babi hutan juga hidup, kalau kerja sekedar bekerja kera juga bekerja” apakah manusia hanya akan seperti itu? Maka jawabanya adalah tidak karena manusia di ciptakan dengan akal sehat yang mampu berfikir lebih jernih tentang makna kehidupanya.
            Lantas apa semangat kita dalam menghadapi titik kejenuhan yang sering di alami oleh setiap anggota organisasi? Seperti yang di paparkan tadi bahwa ingatlah cita cita atau tujuan awal organisasi, seperti kata bung tomo “ hampir hancur lebur bangkit kembali” begitu seterusnya. dan janganlah menyerah dan takhluk dengan apapun.
            Bagaimana jika kejenuhan itu terjadi akibat dari organisasi yang carut marut akibat kepemimpinan yang bobrok? Setiap anggota organisasi haruslah punya jiwa pemimpin yang tinggi dan punya sifat keinginan perubahan yang baik, Karena tuhan berfirman dalam ayatnya “tidak akan berubah suatu kaum jika kaum itu tidak merubahnya”
            organisasi hanya membutuhkan orang yang fighter dalam cita cita bersama dalam organisasi tersebut,  janganlah seperti hujan karna hujan adalah sesuatu yang akan jatuh setiap saat, tapi jadilah diri sendiri yang kuat laksana bintang yang tak pernah rapuh, dan tetap berada di angkasa sampai tuhan berkata “waktunya tutup usia”.

Posting Komentar

Lebih baru Lebih lama